Muhammad Aqil namanya. Bayi ini berusia 10 bulan. Miris tak terbayang, ia hidup dalam keluarga yang memiliki keterbatasan ekonomi. Saat tim Global Ehsan Relief Indonesia berkunjung, Mulia sang ibu banyak bercerita tentang kehidupannya.
Ayahnya bekerja sebagai kuli bangunan dan jarang mendapat pekerjaan. Jika ada, ia hanya memperoleh 100 ribu per hari dalam seminggu untuk pengeluaran yang begitu banyak. Mereka harus membiayai cicilan rumah sewa, biaya sekolah abangnya Aqil, biaya makan, dan untuk biaya lainnya. Setelahnya ia kembali menganggur.
“Kalau lagi ada kerja, gajinya terpakai untuk bayar sewa rumah sama bayar sekolah, kalau untuk makan kami apa yang ada. Itupun jarang-jarang suami dapat kerja dan saya pun tidak bekerja. Kalau lagi gak ada kerja sampai gak bisa beli beras, ikan dapat hasil memancing, kadang tetangga ada bantu,” tutur Mulia, ibu dari bayi Aqil.
Di masa pertumbuhannya, Aqil seringkali mudah lapar. Namun Aqil tak dibiasakan minum susu formula karena keterbatasan biaya. Ia hanya mengkonsumsi ASI dan MPASI berupa nasi dan kuah bening. Sesekali saja ia bisa menikmati ikan jika sang ayah pergi memancing. Selain itu ia hanya menggunakan diapers pada malam hari demi menghemat pegeluaran.
“Aqil makannya apa yang kami makan, cuma nanti dihaluskan. Kalau adanya nasi dan sayur kuah bening, ya cuma makan itu saja. Diapers juga cuma pakai malam biar hemat, terkadang juga tidak pakai karena tak sanggup beli,” ujar Mulia.
Program Ehsan Baby Care hadir membawa anugerah untuk Aqil. Melalui program ini, Aqil mendapat bantuan dua pack besar diapers dan cemilan untuk pendamping ASI. Bantuan ini akan berjalan selama dua bulan kedepan untuk mendukung kebutuhan Aqil. Alhamdulillah program ini sedikit meringankan pengeluaran keluarga Aqil. Mulia sang ibu juga mengucapkan terima kasih banyak kepada para donatur.
“Terima kasih banyak untuk para donatur atas bantuannya. Semoga mudah rezeki dan panjang umur selalu,” tutupnya.
